Wawancara di perusahaan baru memang jadi momen paling mendebarkan. Anda merasa senang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan dengan santai, bahkan bercanda dengan pewawancara, serta meninggalkan kantor tersebut dengan perasaan puas dan percaya diri. Anda merasa yakin sekali diterima kerja diperusahaan tersebut. Tapi ternyata, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam hari demi hari, minggu demi minggu, anda tidak juga menerima kabar baik tersebut. Terus apa yang salah ya dari diri anda?
1. Overqualified
Anda begitu menginginkan pekerjaan yang ditawarkan tersebut, bahkan anda tidak mempersoalkan posisi yang diberikan asal diterima di perusahaan tersebut. Tetap saja tetap saja Anda dianggap overqualified, dan tidak diterima di perusahaan yang Anda inginkan. Pelamar yang memiliki pengalaman kerja dan latar belakang pendidikan yang melebihi kriteria yang ditetapkan oleh pemberi kerja, dikhawatirkan akan menuntut gaji yang lebih tinggi. Kemungkinan perusahaan juga merasa tidak sanggup menawarkan "paket" yang kompetitif dengan perusahaan Anda sekarang. Apalagi di masa sulit seperti sekarang. Sebagian perusahaan lebih suka mempekerjakan karyawan baru yang standar gajinya masih rendah.
2. Tidak mengenal “orang dalam”
Networking memang lebih memegang peranan. Meski CV Anda sangat menonjol dan dibuat sekreatif mungkin, wawancara pun berhasil Anda lalui dengan sukses, namun jika pelamar lain adalah anak teman main tenis direktur perusahaan yang Anda lamar, Anda mungkin akan kurang beruntung. Namun ini bukanlah alasan yang tidak bisa Anda hindari. Untuk memperbesar peluang Anda, cobalah memberikan kesan yang positif atau keunikan tertentu dalam diri Anda, sehingga Anda terus diingat oleh pemberi kerja.
3. Kurang Profesional
Tidak semua pelamar bisa menciptakan suasana yang hangat di ruang wawancara. mungkin anda bisa melakukannya, tetapi jika hal itu terjadi dikarenakan si pewawancara merupakan teman main anda, mungkin anda akan diterima sebagai teman saja, bukan sebagai karyawan. Kasus yang lebih sederhana, anda bisa menjawab semua pertanyaan wawancara dengan baik, namun tetap kurang cocok untuk posisi yang ditawarkan. Hanya karena obrolan Anda nyambung, tidak berarti Anda akan langsung memenuhi syarat yang diminta.
4. Mengajukan syarat sendiri jika diterima kerja
Latar belakang pendidikan serta pengalaman kerja anda sudah memenuhi syarat. Saat sesi wawancara anda pun tangkas menjawab semua pertanyaan pewawancara. Sayangnya, saat jelaskan apa yang harus anda kerjakan, bagaimana kondisi kerja gaji serta waktu kerja. Anda membeberkan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan untuk anda. Misalnya, pekerjaan baru anda menuntut mobilitas tinggi bekerja diluar kantor, dengan beberapa alasan klasik anda hanya ingin bekerja didalam kantor. Ingat anda sedang berusaha memasuki perusahaan baru, jadi tunjukan kesediaan anda untuk berkompromi. Meski begitu, jika anda memang tidak mampu memenuhi keinginan pewawancara, sebaiknya jangan disembunyikan dan katakana sejak awal.
5. Ada alasan yang tidak dapat ditebak
Ini dia yang tidak akan pernah anda ketahui. Beberapa perusahaan di bidang kreatif misalnya, sering kali karakter pribadi sangat menentukan. Sebab anda akan sering bekerja lembur membuat anda harus mempu bekerja sama dengan orang lain dalam waktu yang lama. Bisa saja anda mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu anda sempaikan bahkan memberi jawaban yang membuat pewawancara mengetahui sifat-sifat anda sehingga membuka celah bagi pewawancara untuk mengetahui sisi negative anda.
perlu anda ingat, jujurlah dengan diri anda saat sesi wawancara, jangan berharap anda bisa mengecoh mereka. . Jika pewawancara menelepon Anda untuk mengabarkan bahwa Anda tidak diterima, Anda boleh menanyakan apa alasannya. Bersikaplah profesional, dan jangan lupa berterima kasih karena mereka membantu memahami apa kesalahan atau kelemahan Anda.
perlu anda ingat, jujurlah dengan diri anda saat sesi wawancara, jangan berharap anda bisa mengecoh mereka. . Jika pewawancara menelepon Anda untuk mengabarkan bahwa Anda tidak diterima, Anda boleh menanyakan apa alasannya. Bersikaplah profesional, dan jangan lupa berterima kasih karena mereka membantu memahami apa kesalahan atau kelemahan Anda.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar